Arti Aya aya Wae dan Contoh Kalimatnya

Arti Aya aya Wae dan Contoh Kalimatnya


Bahasa Sunda memiliki banyak kata yang memiliki makna dan nuansa yang beragam, tergantung pada konteks dan cara penggunaannya. Salah satu kata yang sering digunakan dalam bahasa Sunda adalah aya-aya wae. Apa arti aya-aya wae dan bagaimana frasa ini bisa terbentuk? Berikut ini adalah penjelasannya.

Aya-aya wae adalah frasa dalam bahasa Sunda yang cukup terkenal karena sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Frasa ini biasanya diucapkan ketika sedang mengobrol, berbincang, maupun bercanda, dengan keluarga, teman, dan kerabat. Frasa ini juga sering muncul dalam media sosial, meme, stiker, atau lagu-lagu berbahasa Sunda.

Pengertian aya-aya wae dalam kamus bahasa Sunda terjemahan bahasa Indonesia adalah ada-ada saja1. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri, ada-ada saja memiliki arti selalu mempunyai sesuatu untuk dikatakan (diminta dan sebagainya). Frasa ini digunakan untuk mengekspresikan rasa heran, kaget, kesal, lucu, atau tidak percaya terhadap sesuatu atau seseorang yang dianggap aneh, konyol, berlebihan, atau tidak masuk akal.

Contoh penggunaan aya-aya wae dalam kalimat berbahasa Sunda adalah sebagai berikut.

Sok aya-aya wae maneh mah dahar sangu dina gelas. (Kamu ini suka ada-ada saja, makan nasi di gelas.)

Sok aya-aya wae maneh mah ulin nepi ka peuting. (Kamu ini suka ada-ada saja, main sampai kemalaman.)

Aya-aya wae ieu mahasiswa mah ngadamel tugas dina jam-jam ngaguraguran. (Ada-ada saja mahasiswa ini mengerjakan tugas di jam-jam genting.)

Aya-aya wae ieu guru mah ngajak urang ngadamel proyék anu teu patali jeung pelajaran. (Ada-ada saja guru ini mengajak kita mengerjakan proyek yang tidak relevan dengan pelajaran.)

Aya-aya wae ieu artis mah ngaku-ngaku jadi orang Sunda padahal teu bisa ngomong Sunda. (Ada-ada saja artis ini mengaku-ngaku jadi orang Sunda padahal tidak bisa berbicara Sunda.)

Frasa aya-aya wae dibangun oleh tiga morfem dasar bebas. Aya artinya ada, termasuk bahasa Sunda loma (biasa) dan sering digunakan dalam ragam bahasa Sunda lemes. Bahasa halus dari aya adalah nyondong. Namun, kata nyondong tidak tepat jika menggantikan frasa aya-aya wae yang menjadi nyondong-nyondong wae.

Aya-aya artinya ada-ada, secara morfologi bahasa Sunda termasuk kecap rajekan atau kata ulang dwilingga jenis dwimurni. Kecap rajekan dwimurni merupakan kata yang disebut dua kali bentuk dasarnya tanpa mengubah bunyi. Kata aya bisa langsung menjadi kata, tetapi kata ulang aya-aya tidak punya arti dan makna kecuali ditambah imbuhan. Berikut ini adalah contohnya.

Diaya-aya = diada-ada
Ngaya-ngaya = mengada-ada
Diaya-ayakeun = diada-adakan
Saaya-aya = seadanya

Sementara wae dalam aksara latin ejaan Sunda ditulis waé, persamaan katanya dengan wé dan baé yang artinya saja atau melulu. Dalam morfologi bahasa Sunda, kata wae termasuk kecap panganteb yang mempunyai tugas untuk menegaskan bagian kata atau kalimat yang dianggap penting. Posisinya di belakang kata atau bagian kalimat.

Contohnya:

Ulin waé = main melulu
Sare waé = tidur melulu
Cicing waé = diam melulu; diam saja
Gandeng waé = berisik terus
Sangeunahna waé = seenaknya saja
Saha waé? = siapa saja?

Demikianlah artikel tentang arti aya-aya wae dan contoh kalimatnya. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang bahasa Sunda. Hatur nuhun!